RINDU
Pagi ini yang katanya dingin,
justru lembut melekat pada kulit
semenjak embun meraih halus kulit
ketika lamunan mengantar seorang pria termanggun
menerawang lautan langit hambar mengambang
sedangkan ingatannya sibuk
mengarungi masa
munculnya hangat kehadiran seseorang tak juga Ia rasakan lagi
Tenang yang lama berangsur
redup
Tak lagi singgah, mungkin sedang sembunyi
Dibalik dinding senja, diantara awan melintas
Diam
Lama
Letih
Menunggu
Sayu
Senyum
Sedangkan pintu rumah
masih setia menyambut dan menyajikan hangat
Kalau-kalau si pelamun itu usai dalam melahap mentah
lamunannya
Sapri Andy
Semarang, 19 Juni 2017
Puisi Rindu format JPEG |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar