Sabtu, 02 September 2017

SALAH BENAR ( poem )

SALAH BENAR

Pernahkah kamu dianggap salah ?!
Ketika mulut berujar kebenaran atas kesalahan
Apakah kesalahan wujud kekalahan ?
Apakah kebenaran wujud kemenangan ?
Jika akhir dari pertanyaan adalah Jawaban,
Maka, berakhirkah pertanyaan ini ?

Semarang

22/01/2015

Puisi berjudul Salah Benar karya Sapri Andy

Minggu, 06 Agustus 2017

Puisi berjudul Rindu

RINDU
Pagi ini yang katanya dingin,
justru lembut melekat pada kulit
semenjak embun meraih halus kulit
ketika lamunan mengantar seorang pria termanggun
menerawang lautan langit hambar mengambang
sedangkan ingatannya sibuk  mengarungi  masa
munculnya hangat kehadiran seseorang  tak juga Ia rasakan lagi
Tenang yang lama berangsur  redup
Tak lagi singgah, mungkin sedang sembunyi
Dibalik dinding senja, diantara awan melintas
Diam
Lama
Letih
Menunggu
Sayu
Senyum
 Sedangkan pintu rumah masih setia menyambut dan menyajikan hangat
Kalau-kalau si pelamun itu usai dalam melahap mentah lamunannya

Sapri Andy
Semarang, 19 Juni 2017


Puisi Rindu oleh Sapri Andy
Puisi Rindu format JPEG




Puisi berjudul NODA

NODA
Terlintas mataku pada daya tarik lirih
Kukenal diam caraku terlihat berfikir
Sebercak noda pada permai kain terpakai
Kusimpulkan untuk kesekian kali
Itu adalah milikmu pada milikmu

16/10/2015
Sapri Andy

Magelang



Sabtu, 29 Juli 2017

MINORITAS YANG UNGGUL (puisi)

MINORITAS YANG UNGGUL

Kenapa kamu terus bersedih oleh kebohongan anak-anak babtis Charles Darwin?
Kenapa juga kamu cemas dengan tingkah kuat umat  Aleister Crowley?
Sudahlah sayangku, biarkan juga mereka menertawakanmu pada kebenaran
Bukankah kebodohan yang mereka sombongkan?
Janji yang mana Sang Kuasa mengingkarkan ?
Kuatlah kamu dengan minoritas yang unggul !
Berjuanglah, jangan kau sibukkan dirimu untuk menilai kesamaan dan perbedaan !
Janganlah kamu iri dengan dukungan kotor yang menjerumuskan !
Kamu tidak perlu dorongan, kamu hanya perlu melangkah .
Kasihanilah mereka , karena hanya mendapati kemenangan fana
Karena letak yang  buruk memang berada di buruk.

13/02/2016


Kamis, 27 Juli 2017

April (1#) Puisi

April  (1#)
April yang datang di bulan Mei
Tepat pada cuaca panas yang kedatangan hujan
di dinginnya tempat lain setelah awal Juni...
April yang datang di bulan Mei
Semenjak diikuti cerita-cerita,tawa, dan terabai...
April yang datang di bulan Mei
Bersama makan malam yang tak lahap sebelum pulang...
April yang datang di bulan Mei
Rangkaian kisah sembunyi hingga segera lenyap...
April yang datang di bulan Mei
Terpapar  setelah terlambat hadir untuk tertulis...

 Semarang, 04 Juni 2017

Sapri Andy

Kritik Sosial 2017

1#

Asab kebal-kebul pabrik berkobar di perkotaan industri yang katanya sedang berkembang
Arah asab menuntun para pekerjanya dan calon pekerja jangan berhenti bekerja- kerja
Sembari dijejali sinetron dan produk baru dari telivisi, masyarakat mulai terhipnotis
Sedikit banyak sedikit banyak sedikit banyak mereka kenyang juga, kita kenyang juga
Tentulah untuk sekedar makan katanya, ada saja kuota pun jadi kebutuhan sekunder
Konsumsi apa saja, beli apa saja, kita bisa dapatkan apa kita mau,  prestice okelah ya ya
Kalau kalau bahkan jika harus makan janji sumpah pemuda pun kita gilas saja
Mungkin juga Pancasila, jika harus mengobati negeri yang korup ini tak mengapa

Kenapa mesti berharap sama dengan masa lalu, bukankah kompak dalam memperjuangkan

Sapri Andy
04/07/2017
Magelang

Puisi berjudul MEREKA

MEREKA

Mereka berjalan tapi tak berpindah
Mereka bekerja tapi tak merubah
Mereka menangis tapi tak bersedih
Mereka tertawa tapi tak lucu
Mereka ada tapi tak dianggap
Maukah kamu menjadi bagian dari Mereka?


Sapri Andy
08/05/2014

Semarang


MERAH DENGAN HITAM

MERAH DENGAN HITAM

Teduhnya suasana cair lalu menguap
Tidak bermaksud dan tidak bermakna
Hanya mengisi tungku padam
Tapi apinya tidak disulut
Lalu,
Bayangkan jika lincah senyap
Hingga tenggelam pada fatamorgana
Seperti perbincangan antara
Merah dengan Hitam

Sapri Andy
15/11/2014
Semarang



MENUNGGU SATU YANG ESA

MENUNGGU  SATU YANG ESA

Satu benda namun yang  kita lihat berbeda bentuk
Sayangnya juga permaimu berwana nila, sedang aku berwarna hijau
Corak kita pun menghalangi  jabat tangan tanda legalitas
Menyerah sebelum berhadapan berharap menyerupai  solusi
Untuk kita menyelaraskan pohon yang memangku sedari sebelum kita bertemu
Sepaham dalam perpisahan sebelum sepakat
Maafkanlah sayang , untuk hal yang belum terjadi
Karena kepercayaan membasahi kau dan aku
Sampai kering otak kita menunggu munculnya angka satu yang esa


20/06/2016
Sapri Andy
Semarang


Rabu, 12 Juli 2017

Puisi berjudul MENUJU JADI

MENUJU JADI

Jiwa ini telah lama terpenjara
Angan yang sudah sangat enggan hijrah
Akibat belenggu norma tertata
Padahal,
telah dimiliki dulu kian mengakar
Datangi gua-gua misteri
Bukan taman harapan penuh bunga
Bukan juga cahaya warna-warni
Tapi,
pembuktian mimpi menuju jadi

Semarang

13/09/2014

Menuju Jadi (puisi) karya Sapri Andy

Puisi berjudul MENGUNGKAP RAHASIA UMUM

MENGUNGKAP RAHASIA UMUM

Dalam hal ini, bahagiaku beralaskan tangis sendu
Dengan segera seluruh lubang kulit ini  menyeru di langit biru
Mengapresiasikan keingkaran dari keingkaran bersuara bisu
Yaitu sebuah rahasia umum bagai bisul indah di paha berbulu
Mengulangnya sejarah kaum Babilonia tanda identitasmu
Wacana perspektif politeis bak hidangan  buah ranum
Menyerupai lidi di ikatan sapu berharap dikenaliku
Ketika bertindak tidur pun, mereka merasa bangun
Laki-laki dan perempuan semua telanjang terbius
Lalu ,
Rasa malu atas kepemilikan sebuah kepala bertanduk
Wujud dari keberadaan manusia era aquarius
Tapi masih Ku sangga dagu di lapangnya degup jantung
Menanti berhenti detaknya yang beralur mundur
Sampai mati lelah berhitung


04/03/2015
Sapri Andy


Puisi berjudul Mengungkap Rahasia Umum

Senin, 10 Juli 2017

Puisi berjudul Menelan Rintih

MENELAN RINTIH

Layu lemas lunglai setelah kau dengar balas kalimat
Oleh seorang yang dianggap pembantu jalannya formal
Sadari ketika alurnya memanjang setahun menyusul
Namun kau tengok  arah wajah punggungku,
Kau dapati serentet barisan mengantri binasa untuk hidup
Melaju berebut layak yang pantas bagaimana
Sebuah tuntutan berbudak hal yang kau miliki
Senyum merunduk bukti kepatuhanmu padanya
Kau mengejar waktu sampai terlindas waktu
Menelan rintih kesakitan kau tampakkan senyum syukur
Tanda loyalitasmu padanya hingga selesainya sebuah buku
Setelah lagi beberapa jenis dari mereka ramai melecehkan
Menghina dengan sopan dan lantang harga dirimu
Jerih payahmu yang tidak akan mampu kau sombongkan

07/08/2014
Sapri Andy
Semarang


Puisi berjudul Menelan Rintih karya Sapriandy
Puisi format JPEG berjudul Menelan Rintih

Puisi berjudul Mahkota dari Batu dan Wujud Merana


MAHKOTA DARI BATU

Pergi berkiblat arah gerak awan
Berbekal darah pada segelas cawan
Untuk menemui alam kelam
Demi mahkota dari batu

Sapri Andy
24/05/2015
Semarang

WUJUD MERANA
Kuberikan racun pada keindahan warna
Supaya ada harga dari goresan pena
Sebagai penghormatan pada yang terlena
Pengartian dari wujud merana

Sapri Andy
24/05/2015

Semarang



Rabu, 05 Juli 2017

LEBIH SUKA KUBUANG (puisi)

LEBIH SUKA KUBUANG

Lebih suka kubuang daripada sesak
Kutukar dengan kesepian
Daripada terlalu mengakar
Lalu terlanda jelaga mengendap

Lagi,
Selalu kagum pada pecahan kaca
Di lantai marmer datar
Menyebar luas memantulkan cahaya
Hingga debu usang membaur

Lagi,
Jiwa lemah dengan seikat sendu
Kekalahan yang tak berjung
Ditambah selalu kurang
Membayangkan  pada lorong rawa-rawa
Penuh nyawa menerka


Sapri Andy
30/03/2015
Semarang


Puisi berjudul " Lebih Suka Kubuang" format JPEG by Sapriandy
Puisi berjudul " Lebih Suka Kubuang" format JPEG


Kamis, 15 Juni 2017

KU TUTUP PINTU HATI (Puisi)

KU TUTUP PINTU HATI


Bila Aku bangun nanti,
Kuharap tak seorangpun kutemui
Membusuk dalam sepi
Menikmati ruang sunyi
Jika pun ada yang bertanya ini,
Kututup pintu hati
Karena,
Kebenaran di sekeliling telah mengkhianati

Sapri Andy
Semarang

22/01/2015


Puisi berjudul " Ku tutup Pintu Hati" by Sapri Andy
Puisi berjudul " Ku tutup Pintu Hati" format JPEG

Minggu, 11 Juni 2017

KEYAKINAN TANPA KEYAKINAN (puisi)

KEYAKINAN TANPA KEYAKINAN


Hampir tujuh tahun aku terjebak di kotak seribu bidang
Kini,
Aku periksa sekitar, dan kudapati kebuntuan
Kini,
Cakrawala dari cita-cita penopang motivasiku mengambang tergerus hijaunya pasif
Kini,
Lunturlah sudah, jalan harapan
Kini,
Aku hanya merunduk, berguling dengan keyakinan tanpa keyakinan
Kini,
Menggambar kotornya putihku
Kini,
Lukisanku adalah murah merugi yang menangis di tiang ideologi
Kini,
7+3 = 4

Sapri Andy
25/03/2016

Semarang

Puisi "KEYAKINAN TANPA KEYAKINAN" karya Sapri Andy
 Puisi "KEYAKINAN TANPA KEYAKINAN" dengan format JPEG

KEDUA (puisi)

KEDUA

Sekarat pada goresan kedua
Sehingga ada jeritan dalam kata-kata
Lalu,
Kembali diulang kata-kata merana
Lalu,
Tersebar luar oleh kata-kata kedua
Yang membawa bisingnya dawai mata
Lalu,
Terdamparlah penyesalan di tepi pantai
Menemani hening yang ramai

Sapri Andy
18/09/2014

Semarang

Puisi berjudul "KEDUA" karya Sapri Andy
Puisi berjudul "KEDUA" dengan format JPEG

Jumat, 09 Juni 2017

GEJOLAKMU (puisi)

GEJOLAKMU

Mawar yang kau berikan merah tua
Dan lebih segera rapuh dimakan usia
Terlebih diserang  partikel gerak alam
Sebentar  berlalu seperti gejolakmu denganku
Sungguhlah aku bersyukur oh  Ibu Bumi
Dengan redupnya hasratmu oleh kata

17/06/2016
Sapri Andy
Semarang


Puisi berjudul Gejolak karya sapriandy
Puisi berjudul Gejolak dengan format jpeg

Kamis, 08 Juni 2017

Kenaifan Seorang Mahasiswa

Tulisan  ini mencoba mewakili perasaan seorang mahasiswa akhir yang sedang bergelut dengan pikirannya sendiri. Menceritakan bagaimana kegelisahannya yang tak kunjung usai melewati hari sebelum tuntas tugas akhirnya yaitu Proyek Studi (skripsi). Menggunakan sudut pandang orang pertama, ia mencoba mengambil perspektif secara gamblang dan arogan. 
 Kenaifan Seorang Mahasiswa

Kejenuhan membawaku dalam kehampaan yang tidak terkendali untuk melakukan hal-hal positif. Kecenderungan untuk melakukan banyak agenda diluar misi masa depan demi kesenangan yang tentunya tidak membuatku cepat merasa puas. Selain menunggu untuk waktu yang tepat dimana mood mengambil alih diriku, aku melakukan banyak hal bodoh yang kusugesti sendiri layaknya tindakan yang semestinya. Aku sangat sadar , sedang bernegosiasi dengan kemalasan. Mencoba menipu arus jalan yang seharusnya kutapaki. Tidak mudah memang untuk membaur lagi pada objek- objek yang sebagaimana mestinya kuselesaikan. Hingga akhirnya, keterlambatan dan kebodohan menjadi satu. Keduanya menyelinap ke tepat diwajahku sebagai topeng dan menawarkan julukan Pecundang menggeser namaku yang dulunya kuangkat sangat tinggi pada kuasa egoku. Jika sudah terlanjur tersesat kini, ingin rasanya aku meledakkan diri. Melenyapkan semua perjuanganku yang masih kurasa sangat kecil. Tiba- tiba , aku mulai mengingat kembali bahwa pencapaianku yang belum seberapa inipun karena dukungan hebat dari orangtuaku, lalu bagaimana aku bisa secongkak ini , yang dengan beraninya menghancurkan cita-cita mereka dengan hanya mengambil keputusan untuk menyerah. Lalu, aku sepertinya harus memikirkan kembali keputusan ini. Karena pilihan yang akan kuambil nanti tidak akan mengembalikan waktu jarak tempuh untuk mencapai ending. Andaikan aku sendiri tidak mampu untuk memprediksi ending dalam hidupku, setidaknya checkpointnya sesuai dengan planningku. Beberapa rancangan strategi pun kuolah kembali , walaupun terlalu banyak kerusakan dari kepercayaanku terhadap strategiku, tapi bagaimanapun , aku tidak punya obsi lain.Ketika rancangan segera dibuat, ada sekelebat lagi cobaan , yaitu adanya jebakan yang menyuruhku untuk membuang waktu ketika aku merancang strategi. Sehingga, jawaban dari segala jawaban yang kudapat adalah hanya melakukan. Melakukan dan melakukan. Melakukan apa yang seharusnya kutuntaskan. Tidak dengan hari tapi dengan menit- menit yang membuatku senantiasa bahagia. Bahagia yang kumaksud adalah dimana tidak ada lagi penyesalan. Anehnya, aku tidak sedang memahami sesuatu disini, tapi lebih kepada suatu hal yang disebut kebodohan .menutup kembali kenyataan dengan lamunan fatamorgana ditengah kehausan sepi yang miskin. Salinan tertentu mendeskripsikan bahwa diriku sedang dalam penyimpangan moral . terhimpit pada lingakaran depresi . diam yang tertawa, dan tertawa yang menangis. Seperti itulah kiranya emosiku kutuangkan dalam kenyataan yang tidak mendukungku sebagai seorang mulia. Kehinaan menghakimi diriku sendiri hingga tidak banyak kebaikkan yang bisa kulihat dari diriku sekarang. Kehinaan mengkebiri semua kemuliaan dalam diriku.  Kuratapi untuk kesekiankali nasib yang tidak pernah kusyukuri ini. Semua itu penggambaran dari waktu yang diamanatkan olehku dari Yang Kuasa. Seruan menyerah untuk mengemis dari kekuatan yang tidak kekal , hari yang telah letih menungguku berhasil. Dan sederetan ancaman dari kata kata berbau yang disebut Tua. Langkah manakah yang terlewatkan olehku? ! memerangi diri sendiri merupakan tindakan super keterlaluan yang wajar. Kenaifan yang dulu kudewakan menelanku mentah , lalu memuntahkan kembali diriku dengan perubahan yang apa tidak tahu. Tidak tahu lagi. Ahh lagi........................................lagi tidak tahu.

27/01/2016



Puisi berjudul Awan Mendung

format jpeg puisi Awan Mendung by Sapri Andy


Awan Mendung

Terhisap kembali awan mendung
Noda hitam kotori dada dalam
Tidak terbendung carut marutnya
Berikan kilau mata cakrawala
Walau sementara angin tenangnya,
Tetap mampu membius batin

Sapri Andy
08/08/2015

Semarang

CEMAS dan TERPEJAM MENANTANG LANTANG (puisi)

CEMAS
Gemilau cemas yang sungguh jauh tanpa harapan
Namun, sudah menggebu di ruang hampa
Sadar hari kian lepas cepat

Sapri Andy
08/08/2014



TERPEJAM MENANTANG LANTANG
Manalagi ayo... datanglah
Masalah pada penyelesaian
Masihkah belum cukup ?!

Sapri Andy
08/08/2014



puisi berjudul CEMAS dan TERPEJAM MENANTANG LANTANG by Sapri Andy
tampilan puisi menggunakan format jpeg.


Rabu, 07 Juni 2017

ASA (puisi)

ASA

Sepertinya aku miskin dengan kualitas
hanya selembar asa yang kuntenteng ke sana ke mari
sebuah tumpuan mudah robek yang terlalu sering ditambal
agar selama senja datang aku masih bisa bersyukur

Sapri Andy

11/08/2014


SALAH BENAR ( poem )

SALAH BENAR Pernahkah kamu dianggap salah ?! Ketika mulut berujar kebenaran atas kesalahan Apakah kesalahan wujud kekalahan ? Apa...